TEMPO.CO, Jakarta - Nada suara Abraham "Lulung" Lunggana, legislator DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan, meninggi saat seorang wartawan bertanya kepadanya. "Pak, katanya Bapak mau jagain Ahok, kok sekarang mendukung hak angket?" tanya wartawan tersebut, usai paripurna di gedung DPRD, Kamis, 26 Februari 2015.
"Tadinya gue emang mau jagain Ahok, tapi kan elu lihat sendiri dia gimana?" kata Lulung spontan. "Dia jagain perasaan kita-kita enggak? Coba elu jadi gue, suka enggak dikatain koruptor atau penipu? Dia itu yang enggak bisa jaga omongan," ujar pria asal Tanah Abang itu.
Apa yang dibicarakan Lulung kepada wartawan siang itu berkaitan dengan pernyataan Lulung lebih dari sepekan lalu. Pada 13 Februari 2015, dia memang pernah berkata kepada awak media bahwa dirinya akan mendukung pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga selesai.
"Gue akan mendukung pemerintahan dia sampai selesai," ujar Lulung kala itu. Dia berkata demikian setelah isu pemakzulan terhadap Ahok mulai berembus dari Kebon Sirih, kantor DPRD DKI, yang berlokasi di belakang Balai Kota, atau tempat gubernur berkantor. Namun, pada saat itu Lulung juga berujar, "Tapi kalau dia enggak santun, enggak bisa menjaga norma dan etika, gue enggak bisa jagain."
Hubungan Lulung dan Ahok adalah cermin hubungan legislatif dan eksekutif Ibu Kota. Bukan sekali keduanya perang kata-kata di media. Mereka sempat terlihat akur saat menghadiri acara Lebaran Betawi di Monas pada 14 September tahun lalu. "Dari dulu emang gue kelihatannya enggak pernah akur sama dia," kata Lulung. "Padahal gue menganggap dia teman."